Senin, 25 April 2016

Wisata Sejarah di Kota Mentok

Wisata Bangka, tidak hanya menawarkan pantai-pantai yang cantik, kuliner enak tapi juga wisata religi dan wisata sejarah. Wisata sejarah di Kota Mentok, Kabupaten Bangka Barat adalah salah satunya. Muntok adalah kota tua yang berdiri sejak berabad silam. Sejak zaman Belanda, kota Muntuk telah dibangun menjadi sebuah kota pelabuhan.

Melalui Pelabuhan Muntok inilah hasil alam terutama lada dan timah putih Bangka, diangkut kapal-kapal Belanda menuju ke daratan Eropa. Jejak-jejak kejayaan Mentok di masa lalu masih bisa dijumpai hingga kini. Ratusan gedung tua dengan mudah di sekitar kota pantai dan perbukitan di kota ini.
Dua di antara ratusan gedung tua yang masih kokoh berdiri bahkan memiliki nilai sejarah yang amat tinggi bagi negara ini. Dua gedung tua itu adalah Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam, gedung tersebut pernah dijadikan tempat tinggal pendiri negara ini.

Salah satu objek wisata sejarah yang cukup terkenal adalah bangunan-bangunan tua, Bukit Menumbing, dan mercusuar Tanjung Kelian. Mercusuar Tanjung Kelian dibangun pada tahun 1862. Dari puncak bangunan ini, pengunjung bisa menyaksikan seantero kota Mentok dan sekitarnya.
Sementara itu di bukit menumbing pengunjung bisa melihat-lihat kamar tempat Bung Karno dan Bung Hatta serta salah satu mobil yang mereka pakai saat diasingkan Belanda di daerah itu. Pesanggrahan tempat pembuangan Bung Karno dan Bung Hatta itu sejak beberapa tahun lalu telah diubah menjadi hotel dengan nama Jati Menumbing. Dari atas perbukitan ini, Kota Mentok, Pelabuhan Muntok, dan Selat Bangka terlihat dengan sangat jelas.
Objek wisata sejarah yang lain di kota Mentok adalah Wisma Ranggam. Gedung tua itu juga pernah menjadi tempat tinggal Bung Karno saat berada dalam pengasingan di Mentok.
Pariwisata Bangka Belitung memang tidak melulu mengandalkan pantai. Bangka seolah-olah diciptakan Tuhan menjadi tempat tujuan wisata.

pantai wisata pulau bangka

Pantai Wisata Pulau Bangka

Berikut ini adalah sejumlah pantai paling memikat yang dapat Anda temui dalam perjalanan wisata Pulau Bangka di Prov. Kep. Bangka Belitung.
Pantai Parai Tenggiri Pulau Bangka
Pantai Parai Tenggiri Pulau Bangka

1. Pantai Parai Tenggiri

Pantai ini berada di Kec. Sungailiat, berjarak sekitar 40 km dari kota Pangkalpinang. Pantai Parai Tenggiri adalah pantai yang populer di Pulau Bangka. Dengan kontur yang landai dan ombak yang tenang, Anda dapat melakukan banyak kegiatan wisata di Pantai Parai Tenggiri. Berenang, bermain di bibir pantai, hingga olahraga air dapat Anda lakukan di pantai ini. Keberadaan batu-batu granit yang besar di kawasan pantai memberikan Anda sebuah panorama alam yang begitu indah, sesuatu yang menjadi khas dari Pantai Parai Tenggiri.
Jika Anda ingin memancing di tengah laut, pergilah ke penyewaan perahu pancing yang lengkap dengan semua peralatannya. Anda akan mendapatkan pengalaman memancing yang seru di sana. Jika ingin mencoba permainan air, maka tersedia banana boat hingga parasailing yang dapat Anda ambil.
Alamat Pantai Parai Tenggiri: Desa Sinar Baru, Sungailiat, Bangka Belitung
Peta lokasi: klik di sini
Koordinat GPS: -1.806153,106.12522
Pantai Matras Pulau Bangka
Pantai Matras Pulau Bangka

2. Pantai Matras

Pantai Matras memiliki kontur yang landai, serupa dengan Pantai Parai Tenggiri. Pantai di Pulau Bangka ini memiliki keunggulan panorama pantai yang kuat. Pantai yang terletak di Desa Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat hanya berjarak sekitar 40 km dari ibukota Provinsi Babel, Pangkalpinang. Atau, berjarak sekitar 7 km dari Kota Sungailiat.
Pantai Matras memiliki hamparan pasir yang halus dengan lambaian nyiur pantai yang mempesona. Keberadaan aliran sungai di kawasan pantai ini menambah daya tariknya yang menawan. Menikmati panorama di Pantai Matras sungguh menyenangkan, Anda dapat menyewa bungalow sederhana yang nyaman untuk bersenang-senang di sana.

8 Bangunan Bersejarah di Bangka Belitung

Sejarah yang ada dan pernah terjadi pada masa silam memang dapat kita saksikan secara langsung saat ini. Namun di luar itu semua, terdapat bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu tentang berbagai hiruk-pikuk peristiwa pada masa lalu. Bangunan-bangunan peninggalan tersebut secara otomatis juga menjadi rekam jejak dan bukti sejarah yang saat ini menggambarkan kesedihan, kebahagiaan, keangkuhan, perjuangan, dan berbagai watak dan tindak manusia yang pernah berjalan di tanah bumi kala itu.
image credit
Menjadi Negara dengan banyak sejarah yang beragam dan mendunia, Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa telah berhasil melewati zaman es karena matahari yang member kehidupan tidak dapat dirasakan oleh belahan bumi kutub. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia yang dulu disebut Nusantara ini menjadi satu di antara sedikit wilayah yang dapat dihuni oleh manusia pada Zaman Es.
Dengan usianya yang panjang, Nusantara Indonesia memiliki beragam tempat dengan berbagai macam peninggalan masa lalu. Pada abad ke- 21 saat ini, beberapa peninggalan yang menjadi warisan silam masih dapat disaksikan secara langsung di berbagai sudut di Negara ini. Salah satu daerah yang di sana tegak berdiri bangunan peninggalan masa silam adalah Bangka Belitung. Untuk itu, berikut kami sajikan 8 bangunan bersejarah yang terdapat di provinsi tersebut:
1. Rumah Pengasingan Bungkarno
Di salah satu gunung yang bernama Menumbing, terdapat bangunan rumah yang dulu pernah singgah di dalamnya sang bapak Proklamator. Karena keberaniannya melawan Belanda dan pengaruhnya terhadap pergerakan bangsa, penjajah merasa perlu untuk mengasingkan Ir. Soekarno di luar pulau Jawa. Rumah yang berlokasi di kota Mentok ini masih berdiri dan juga masih menyimpan beberapa barang-barang miliki Bung Karno.
2. Mercusuar Tanjung Kalian

Mercusuar Tanjung Kalian merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang saat ini bisa kita saksikan bersama kekokohannya. Kota Mentok yang dibangun oleh Belanda sebagai kota pelabuhan menjadi salah satu kota sentral dalam mengatur berbagai macam distribusi kebutuhan saat itu. Karena banyaknya kapal yang akan berlabuh, pada akhirnya Belanda menganggap perlu dibangunnya sebuah mercusuar sebagai penanda tempat labuh kapal yang bersiap menepi. Mercusuar Tanjung Kalian dibangun pada tahun 1862 dan masih kokoh hingga sekarang. Dari puncak bangunan ini, pengunjung bisa menyaksikan indahnya seantero kota Mentok dan sekitarnya.
3. Museum Timah

image credit
Hal yang menjadi keunggulan Bangka Belitung ialah perannya sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, bahkan termasuk di dunia. Untuk itu, berbagai teknologi dan peralatan penambangan timah yang ada di wilayah ini kemudian di museumkan sebagai sebuah rekam jejak pencapaian kebudayaan dan alur teknologi yang pernah tercatat sebagain sejarah kota ini. Museum ini terletak di pusat ibu kota provinsi ini, yaitu Pangkalpinang.
4. Bendungan Pice

Dengan didirikannya perusahaan eksploitasi timah oleh Belanda pada tanggal 15 November 1860, banyak kapal keruk didatangkan untuk memulai upaya pemanfaatan lahan penggalian timah. Perusahaan yang didirikan Belanda yang dinamakan Biliton Maatschappy terus mendatangkan pekrja dari China hingga banyak dari jumlah pekerja China saat itu mencapai 2724 orang.
Seiring berjalannya waktu, kapal keruk berhasil menggali tanah Belitung hingga menjorok cukup jauh kedaratan dan terus menggerus sampai kapal keruk yang disebut Emmer Bagger (EB)—dalam bahasa Belanda—tidak dapat lagi terapung karena sudah jauh dari sumber air. Karena kebutuhan dan hasrat yang tinggi, Belanda pun tidak kehabisan cara untuk terus menggali timah dengan kapal keruk yang sudah tidak dapat bergerak. Solusi yang berhasil ditemukan oleh Belanda adalah membangun sebuah bendungan untuk menampung air agar kapal keruknya tetap dapat beroperasi. 
Pada akhirnya, rencana Belanda ini dapat terealisasi pada tahun 1928. Pengoperasian bendungan ini meliputi buka-tutup pintu air sesuai dengan kedalaman kapal keruk yang sedang melakukan proses penggalian. Karena hal tersebut, Belanda berhasil mendapat banyak keuntungan. Dan ha ini pula menjadi salah satu sejarah pembuka capaian teknologi penambangan timah di Belitung.
5. Rumah Tuan Kuase (Hoofdadministrateur)

Rumah ini berlokasi dengan jarak 250 M dari Tanjung Pendam yang menjadi ibu kota Belitung. Rumah ini saat ini menjadi cagar budaya yang dilindungi undang-undang dan masih terawatt sangat baik. Pada tahun 1883 Bangunan ini pernah dibukukan dalam catatan John Francis Loudon dengan tajuk ‘De eerste jaren del biliton-onderneming’. 
6. Jam Gede

Terletak di Tanjung  Pandan, Jam Gede saat ini berada di gedung Bharata Department Store. Namun yang sangat disayangkan adalah bahwa Jam Gede ini merupakan replika dari Jam Gede asli yang telah termakan usia. Jam Gede yang asli merupakan jam yang memiliki pandul dari kuningan berangka romawi. Jam Gede juga serupa dengan jam-jam besar yang ada di Amsterdam Belanda. Jam yang menjadi Landmark kota Tanjung Pandan ini walau telah termakan usia namun replikanya sedikit menyisakan pengetahuan bahwa dulu pernah ada jam yang begitu bersejarah sehingga dinobatkan sebagai landmark kota Tanjung Pandan.
7. Masjid al-Ikhlas

Masjid yang dulunya dijadikan tempat basis perjuangan melawan penjajah ini dibangun pada tahun 1817. Masjid ini berlokasi di di Desa Sijuk, Belitung. Dengan sejarah perjuangan yang kental mewarnainya, masjid ini juga ternyata merupakan masjid tertua yang pernah ada di Belitung. Karena kondisi masjid yang perlu perbaikan, maka pada tahun 2008 masjid ini mengalami pemugaran kembali. Dilihat dari bentuk fisiknya, masjid ini berukuran delapan kali delapan meter. Bagian mihrab agak menjorok dari bangunan utama dan diberi atap dengan bentuk yang sama dengan bangunan utamanya yakni berbentuk limas tumpuk dua dengan kubah kecil atasnya. Bagian atas mihrab tertera tanggal perbaikan masjid dengan huruf Arab Melayu, bertuliskan “diperbaiki 1 Rajab 1370 Hijriyah”.
8. Wisma Samudera

Wisma Samudra yang terletak di Toboali ini merupakan bangunan bersejarah. Bangunan ini merupakan salah satu tempat pemerintahan pada zaman kolonial Belanda. setelah belanda hengkang, tepatnya pada tahun 1948, ditemani Mr. Agus Salim, Mr. Leimina dan Mr. Suryadarma, Bung Karno dihalaman Wisma Samudera membakar semangat perjuangan masyarakat Toboali dengan retorikanya yang amat terkenal dan mampu mengeskalasi naluri dan jiwa kebangsaan rakyat. Hal tersebut menjadi sejarah kota tobali yang menjadi ibukota Kabupaten Bangka Selatan yang terletak sekitar 125 KM dari ibukota Bangka Belitung Pangkalpinang. 
Demikian informasi seputar “8 bangunan yang memilik nilai historis di Bangka Belitung”. Jika Anda pergi berkunjung ke sana, maka sisihkanlah sedikit waktu Anda untuk merasakan nuansa dan aura sejarah yang dimiliki bangunan-bangunan tersebut.
 Kabupaten Belitung Timur
1. Monumen Simpang Kater
Monumen Simpang Kater ini secara geografis nya terletak di Desa Padang,Kecamatan Manggar,Kabupaten Belitung Timur,Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Monumen yang berada tepat di depan Hotel Oasis ini boleh di bilang di bangun untuk membelah jalan, walaupun sebenarnya ada arti lain di bangunannya Monumen yang lengkapnya sering di sebut Monumen Pertigaan Simpang Perahu Kater.
Di sebut Monumen Simpang Kater,karena pada salah satu pertingaan jalan yang berada di Desa Padang Kota Manggar ini,terdapat sebuah bangunan Monumen yang berbentuk ” Perahu Kater ” yaitu perahu tradisional nelayan yang berukuran kecil. (jelajahbelitung.com)
2. Batu Keramat di Manggar
Sebuah batu yang di anggap keramat oleh masyarakat sekitar.Letak nya berada di Pantai Keramat Kota Manggar Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tidak berjauhan dari batu keramat,terdapat 4 buah kuburan. Jika di lihat dari ukuran tambak kuburan, mengidentifikasikan dan dapat di simpulkan bahwa kuburan tersebut adalah  2 kuburan anak-anak dan 2 kuburan orang dewasa.
Konon dahulu Batu Keramat ini sering di jadikan oleh orang-orang sebagai tempat ritual. (jelajahbelitung.com)
3. Rumah Kapiten Phang Tjong Toen
Phang Tjong Toen adalah seorang kapiten dan sekaligus merupakan juru tulis tambang sejak John F. Loudon saat mulai membuka pertambangan timah di Belitung pada tahun 1853 silam.
Untuk menetap di pulau penghasil timah ini kapiten Phang Tjong Toen membangun sebuah rumah bercirikan arsitektur yang khas. Dan di perkirakan di bangun pada tahun 1868 atau kurang lebih telah berusia 143 tahun sampai saat ini.Namun walaupun telah memiliki usia yang lama,bangunan tersebut tetap terlihat masih dalam kondisi utuh. (jelajahbelitung.com)
Kabupaten Belitung
1. Museum Tanjungpandan
Museum Tanjungpandan memiliki banyak koleksi benda-benda bersejarah peninggalan zaman Kolonial Belanda maupun peninggalan kerajaan-kerajaan kuno.
2. Mercusuar Tanjung Kalian
Mercusuar Tanjung Kalian merupakan bangunan tua yang sampai sekarang masih difungsikan. Pengunjung dapat naik ke puncaknya dan menikmati pemandangan sekitar. 3. Masjid Al Ikhlas
Masjid Al Ikhlas merupakan masjid tertua yang dibangun tahun 1817 di Desa Sijuk, Belitung. Masjid ini sangat bersejarah terutama dalam kaitannya dengan perjuangan melawan Kolonial Belanda. Masjid ini juga telah mengalami pemugaran.4. Museum BadauMuseum Badau terletak di Kecamatan Badau, kira-kira 20 km dari Tanjungpandan. Di museum ini banyak disimpan dan dipamerkan peninggalan Kerajaan Badau.5. Klenteng Dewi Sin Mu tahun 1862
 
Klenteng Dewi Sin Mu tahun 1862 merupakan klenteng Cina yang sudah amat tua, dipergunakan untuk beribadah bagi umat Kong Hu Chu. (indonesiahai.com)
Kabupaten Bangka Barat 
1. Masjid JAMI Muntok 
Bangunan Masjid Jami Muntok yang berlokasi di kelurahan Tanjung, kecamatan Muntok, kabupaten Bangka Barat ini berdiri sejak tahun 1881 M, atas inisiatif Tumenggung Kartanegara II sebagai wakil Kesultanan Palembang. Lahan yang digunakan merupakan tanah wakaf dari Tumenggung Arifin dan H. Muhammad Nur seluas 7.500 M2.
Lokasi masjid ini ialah disebelah klenteng Kuang Fuk Miay d dekat terminal Lama Muntok. Bangunan masjid ini bertiang utama sebanyak 6 buah di bagian depan dan 4 dibagian dalam. Jumlah pintu msuk masjid berjumlah 5 buah dengan ukuran 76 x 220 cm dan terbuat dari kayu bulin, Jendela sebanyak 17 Buah berukuran 120 x 220 cm. (direktori Masjid bersejarah Departemen Agama RI – 2008)
2. Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam. 
Ada dua gedung tua yang pernah dijadikan sebagai tempat pengasingan, gedung tua itu adalah Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam.
Bung Karno bersama Bung Hatta dan sejumlah pemimpin Republik Indonesia lainnya pernah menempati dua bangunan bersejarah itu saat dibuang Belanda pada Februari 1949. Bung Hatta saat dibuang menempati Pesanggrahan Menumbing yang terletak di tengah hutan perawan di atas Bukit Menumbing.
Di perbukitan Giri Sasana Menumbing dengan ketinggian sekitar 800 meter dpl kita bisa melihat langsung kamar tempat Bung Karno dan Bung Hatta serta salah satu mobil yang mereka pakai saat diasingkan Belanda pada zaman Kemerdekaan.
Kini tempat pembuangan Bung Karno dan Bung Hatta itu sejak beberapa tahun lalu telah diubah menjadi hotel dengan nama Jati Menumbing. Selain di Giri Sasana Menumbing ada satu tempat lagi yang menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta oleh Belanda adalah Wisma Ranggam. Gedung itu kini sudah mengalami renovasi karena kondisinya sempat sangat memprihatinkan.
3. Makam H. Hatama Rasyid (Jebus) 
Makam ini adalah makam penyebar Agama Islam yang di keramatkan. Makam ini terletak di Desa Bakit Kecamatan Jebus berjarak 4D.35 Km dari pusat kota.
Makam ini setiap tahunnya banyak dikunjungi oleh peziarah dari Kabupaten Bangka Barat maupun dari Kabupaten-Kabupaten dan bahkan banyak juga peziarah-peziarah dari luar pulau Bangka datang ketempat ini untuk berziarah.
Ditempat ini mereka yang datang berdoa untuk meminta agar murah rezeki, jodoh dan kesehatan kepada Allah. Dengan kondisi jalan yang mulus, tempat ini dapat ditempuh dengan menggunakan mobil selama kurang lebih 2 jam dari kota Muntok.
4. Monumen Proklamator Kota Muntok 
Monumen Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta adalah sebuah monumen yang baru dibangun dikota Muntok dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI Mega Wati Soekarno Putri pada 2 Juli 2000. Monumen dengan tinggi sekitar tujuh meter berbentuk batu lonjong dengan seekor burung Garuda berkalungkan perisai Lima Sila yang mengepakkan sayapnya seakan-akan hendak terbang ini dibuat dari batu granit.
Di pelataran depan, patung Bung Karno dan Bung Hatta berdiri gagah sedang menunjuk ke arah laut Selat Bangka. Monumen ini berada persimpangan jalan antara lapangan bola dan kantor Pos dan berada dekat pusat kota Monumen ini semakin memperkaya keberadaan Kota Muntok sebagai pusat perjuangan yang bersejarah dan berbudaya.
Monumen Proklamator Bung Karno Dan Bung Hatta sarat dengan makna dan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Monumen ini melengkapi nilai bersejarah monumen lainnya seperti Pesanggrahan Bung Karno (Wisma Ranggam) Vila di Bukit Menumbing.
5. Rumah Mayor di Muntok 
Peninggalan bangunan lama yang dibangun pada masa penjajahan belanda, hingga kini bangunan itu masih ada. Namun minimnya informasi atas keberadaan bangunan ini membuatnya kurang begitu dikenal bahkan oleh masyarakat bangka sendiri. Foto bangunan ini dapat anda lihat di diatas.
6. Makam pangeran Pakoeningprang 
Pangeran Hario Pakoeningprang adalah salah satu pahlawan dari Yogyakarta yang diasingkan oleh Belanda di Kota Muntok pada tanggal 8 Februari 1897. Pengasingan Pangeran Hario Pakoeningprang berawal dari diutusnya beliau untuk meredam perlawanan rakyat Aceh terhadap pemerintahan Belanda.
Tetapi Setibanya di Aceh Pangeran Hario malah berbalik melawan Belanda. Setelah tertangkap Beliau lalu diasingkan di Bangka (Muntok) pada tanggal 8 Februari 1897 hingga Wafat pada tanggal 18 Agustus 1897. Pangeran Hario Pakoeningprang adalah Cucu dari Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam II.
Kabupaten Bangka Tengah 
1. Mercusuar Pulau Pelepas 
Mercusuar ini di buat oleh kolonial Belanda tahun 1893 yang disebut Mercusuar H.M. Koningin Wilhelmina atau H.M. Koningin Emma. Mercusuar ini terletak di pulau Pelepas, sekitar 2,5 jam dari desa Sungai Selan. Sampai sekarang masih di fungsikan, dengan lingkungan pulau yang masih alami, pegunjung dapat menikmati pemandangan di sekitarnya.
2. Makam Belanda (D.W.Becking) 
Merupakan salah satu makam kolonial Belanda yang pernah menduduki kepulauan Bangka. Dimakamkan pada tahun 1851 di desa Sungaiselan tepatnya di belakang asrama Polsek Sungaiselan Kecamatan Sungaiselan 65 km dari koba.
3. Tugu Pahlawan 
Tugu Pahlawan ini terletak di desa Tanjung Berikat Kecamatan Lubuk Besar sekitar setengah jam dari desa Lubuk Besar atau sekitar 1 jam dari kota koba. Tugu ini melambangkan perlawanan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dengan para penjajah waktu itu yang ingin memasuki pulau Bangka melalui Tanjung Berikat.
4. Sumur Tujuh 
Merupakan sumur peninggalan masa belanda. Sumur yang terletak di dekat kota Koba, ibukota kabupaten bangka tengah itu (1,5 km) berjumlah 7 buah dengan jarak sekitar 2 meter antar sumur.
Sumur itu dulu kala digunakan untuk pengolahan garam, sayang bangunan lain disekitar sumur itu sudah hancur dan sekarang tak berbekas lagi. Letak sumur yang berada di pinggir pantai membuat pantai itu dikenal dengan Pantai Sumur Tujuh.