Wisata Sejarah Babel
Pulau Bangka Belitung menyimpan banyak berbagai potensi wisata. Selain keunggulan wisata pantainya, Pulau Bangka Belitung juga menyimpan potensi wisata Sejarah. Berikut ini adalah rangkuman yang berhasil Bang-Is rangkum dari berbagai penelusuran lokasi wisata sejarah di Bangka Belitung. Daftar ini dibuat urut berdasarkan lokasi tempat tersebut, antara lain :Pangkalpinang
1. Museum Timah.
Museum Timah Indonesia terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani no. 17. Sebelum menjadi museum rumah ini merupakan rumah tempat tinggal karyawan perusahaan BTW ( Banka Tin Winning).
Museum ini menjadi tempat perundingan pemimpin-pemimpin Republik dengan Belanda dan UNCI sebelum perundingan Roem-Royen. Sekarang rumah ini menjadi Museum Timah Indonesia Indonesia (2 Agustus 1997) dan disini akan diketahui bagaimana perkembangan sejarah pertimahan di Indonesia.
2. Rumah Residen.
Sebagai kota bersejarah, Kota Pangkalpinang memilki banyak warisan sejarah yang dapat mengungkapkan kembali kejayaan bangsa di masa lampau serta mencermati jejak-jejak derap langkap pembangunan daerah. Wisatawan dapat berkunjung ke Rumah Residen, bangunan ini terletak di jalan Merdeka nomor 1. Sebelum menjadi rumah dinas Walikota Pangkalpinang, rumah ini adalah rumah Residen Belanda.
Pada tahun 1913 Belanda memindahkan pusat Karesidenan dari Mentok ke Pangkalpinang sekaligus memisahkan antara administrasi pertambangan BTW (Banka Tin Winning) dengan administrasi negeri (Bestuur), dengan Residen pertama A.J.N Engelenberg. Rumah ini sangat bersejarah karena merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan di Kota Pangkalpinang.
Di depannya terdapat alun-alun atau lebih dikenal dengan Lapangan Merdeka sebagai tempat bertemunya para pemimpin dengan masyarakat. Di halaman rumah tersebut juga terdapat dua buah meriam kuno berangka tahun 1840 dan 1857.
3. Pemakaman Belanda (Kerkrof).
Kompleks Pemakaman Balanda (kerkrof), terletak dijalan Sekolah Kelurahan Melintang Kecamatan Rangkui. Di sini terdapat sekitar 90 makam Belanda, yang tertua berasal dari tahun 1902 dan termuda sekitar tahun 1950-an.
Pada kompleks pemakaman umum orang Belanda, salah satu makam tertua adalah makam Nyonya Irene Mathilde Ehrencron yang wafat pada tanggal 10 Maret 1928. Di sini juga terdapat makam tentara Belanda korban Perang Dunia Kedua. Kerkrof adalah salah satu bukti bahwa Pangkalpinang memiliki nilai strategis bagi Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu.
4. Perigi Pekasem.
Sumur atau perigi Pekasem terletak di Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan Gerunggang. Perigi atau sumur ini dijadikan tempat untuk membuang mayat orang-orang yang terbunuh TKR (Tentara Keamanan Rakyat), karena dianggap musuh atau sebagai mata-mata Belanda atau sekutunya.
Tuatunu sendiri pada waktu itu merupakan kampung yang dijadikan salah satu markas TKR yang terletak di Hutan Titi Rengas, Kampung Cekong Abang, Air Duren dan Hutan Arang, Air Kelapa Tujuh, terletak di antara bukit bulur air dan Air Kelapa Tujuh Tuatunu.
TKR sendiri dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Maklumat tanggal 5 Oktober 1945 dikarenakan situasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru terbentuk dalam keadaan genting dan berbahaya karena kedatangan tentara Belanda (NICA) karena ingin kembali berkuasa di Indonesia.
5.Tugu Pergerakan Kemerdekaan.
Tugu Peregerakan Kemerdekaan, terletak di jalan Merdeka di lokasi Tamansari. Tugu ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Bangka dalam mempertahankan serta merebut kemerdekaan setelah Proklamasi 17 Agustus 1945.
Diresmikan oleh Bung Hatta pada tahun 1949. Bentuk tugu dengan arsitek menarik dan unik terdiri atas lingga di atas punden berundak-undak dan yoninya berada di ats lingga dengan bentuk yang simetris dengan simbol tertentu mencerminkan perjuangan yang dilakukan oleh berbagai suku dan lapisan masyarakat Indonesia.
Pada tugu prasasti tertulis “Surat kuasa kembalinya Ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta, diserahterimakan oleh Ir. Soekarno kepad Sri Sultan Homengkubuwono IX, Media Juni 1949″.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar